Minggu, 21 Juli 2013

7 Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

Kali ini kita akan melihat keistimewaan Lailatul Qadar yang begitu utama dari malam lainnya.

1- Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur’an

Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403). Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.

2- Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan

Allah Ta’ala berfirman,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3). An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341). Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191). Ini sungguh keutamaan Lailatul Qadar yang luar biasa.

3- Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan.

Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3). Malam penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini sudah menunjukkan keistimewaan malam tersebut, apalagi dirinci dengan point-point selanjutnya.

4- Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat Jibril- turun pada Lailatul Qadar.

Keistimewaan Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4)
Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407)
Malaikat Jibril disebut “Ar Ruuh” dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.

5- Lailatul Qadar disifati dengan ‘salaam’

Yang dimaksud ‘salaam’ dalam ayat,
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5) yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407). Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar.

6- Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan

Allah Ta’ala berfirman,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4). Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhohak dan ulama salaf lainnya.
Namun perlu dicatat -sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah­ dalam Syarh Muslim (8: 57)- bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.

7- Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadar’ akan diampuni oleh Allah

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fathul Bari, 4: 251)

Ya Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadar dengan bisa mengisi hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan sholih.
Aamin Yaa Mujibas Saa-ilin.

6 Tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar


Bagi kaum muslim Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar adalah satu malam yang penting dan diyakini terjadi pada bulan Ramadan. Dalam Alqur'an juga menyebut malam ini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. 

Malam Lailatul Qadar, malam pertama kitab suci Al-Qur'an diturunkan malam ini sebagai pedoman hidup ummat manusia. Oleh karenanya malam itu merupakan malam yang sakral.

Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly dan Syaikh Ali Bin Hasan Bin Ali Bin Abdul Hamid dalam laman Suara Al Qur'an menyebutkan, Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa malam lailatul qadar terjadi pada malam antara tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadan.

Pendapat-pendapat yang ada berbeda-beda. Imam Al Iraqi dalam risalahnya 'Syarh Shadr bidzkri Lailatul Qadar', membawakan perkatan para ulama; Imam Syafi'i berkata, "Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi Muhammad SAW menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, "Apakah kami mencarinya di malam hari?", beliau menjawab, "Carilah di malam tersebut.". (Sebagaimana dinukil al Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/388).

Terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits `Aisyah RA, dia berkata: Rasulullah SAW beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda, (yang artinya) "Carilah malam Lailatur Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan."

Bagi seseorang yang fisiknya lemah atau kurang mampu, janganlah sampai melepaskan tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu Umar (dia berkata): Rasulullah SAW bersabda (yang artinya),
"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).

Ada beberapa tanda datangnya malam mulia dan penuh berkah itu, sebagaimana yang di kemukakan Rasulullah SAW, diantaranya.

1. Udara dan suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda : "Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."

2. Esok harinya cahaya matahari agak meredup, bersinar cerah tapi tidak kuat. Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : "Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar seperti nampan."

3. Bulan nampak separuh bulatan. Abu Hurairoh ra pernah berkata bahwa mereka pernah berdiskusi tentang lailatul qadar disamping Rasulullah SAW lalu beliau bersabda; "Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan."

4. Sewaktu malam tampak terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang, dan tidak ada aktivitas meteor yang jatuh digalaksi. Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)" (HR. at-Thobroni dalam al-Mu'jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan), sebagaimana hadits dari Watsilah bin al-Asqo'.

5. Terbawa kedalam mimpi. Beberapa sahabat Rasulullah SAW mengalami mimpi berjumpa dengan malam lailatul qadar.

6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Allah, tidak seperti malam-malam lainnya.

Sumber

6 Tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar

Bagi kaum muslim Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar adalah satu malam yang penting dan diyakini terjadi pada bulan Ramadan. Dalam Alqur'an juga menyebut malam ini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. 

Malam Lailatul Qadar, malam pertama kitab suci Al-Qur'an diturunkan malam ini sebagai pedoman hidup ummat manusia. Oleh karenanya malam itu merupakan malam yang sakral.

Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly dan Syaikh Ali Bin Hasan Bin Ali Bin Abdul Hamid dalam laman Suara Al Qur'an menyebutkan, Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa malam lailatul qadar terjadi pada malam antara tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadan.

Pendapat-pendapat yang ada berbeda-beda. Imam Al Iraqi dalam risalahnya 'Syarh Shadr bidzkri Lailatul Qadar', membawakan perkatan para ulama; Imam Syafi'i berkata, "Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi Muhammad SAW menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, "Apakah kami mencarinya di malam hari?", beliau menjawab, "Carilah di malam tersebut.". (Sebagaimana dinukil al Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/388).

Terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits `Aisyah RA, dia berkata: Rasulullah SAW beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda, (yang artinya) "Carilah malam Lailatur Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan."

Bagi seseorang yang fisiknya lemah atau kurang mampu, janganlah sampai melepaskan tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu Umar (dia berkata): Rasulullah SAW bersabda (yang artinya),
"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).

Ada beberapa tanda datangnya malam mulia dan penuh berkah itu, sebagaimana yang di kemukakan Rasulullah SAW, diantaranya.

1. Udara dan suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda : "Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."

2. Esok harinya cahaya matahari agak meredup, bersinar cerah tapi tidak kuat. Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : "Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar seperti nampan."

3. Bulan nampak separuh bulatan. Abu Hurairoh ra pernah berkata bahwa mereka pernah berdiskusi tentang lailatul qadar disamping Rasulullah SAW lalu beliau bersabda; "Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan."

4. Sewaktu malam tampak terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang, dan tidak ada aktivitas meteor yang jatuh digalaksi. Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)" (HR. at-Thobroni dalam al-Mu'jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan), sebagaimana hadits dari Watsilah bin al-Asqo'.

5. Terbawa kedalam mimpi. Beberapa sahabat Rasulullah SAW mengalami mimpi berjumpa dengan malam lailatul qadar.

6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Allah, tidak seperti malam-malam lainnya.

Minggu, 14 Juli 2013

Kepincut Islam, Aktris Bollywood Ini Taubat


Aktris Bollywood, Manta Kulkarani.

Mamta Kulkarani, aktris cantik India ini jatuh hati pada Islam, tak lama setelah sang suami, Vicky Giswani, mendapat hidayah. Kehidupan taubat sang suami yang merupakan mantan napi narkoba tersebut membuka hati Mamta pada Islam dan meninggalkan dunia glamornya sebagai aktris. 
Mamta telah menikah dengan Vicky saat suaminya itu masih di penjara. Vicky dijerat pidana 15 tahun penjara akibat menyelundupkan narkoba di Uni Emirat Arab pada 1997 silam. Namun ternyata, penjara UEA membawa Vicky pada hidayah Islam. 
Mamta yang memang telah menjalin hubungan dengan Vicky pun kemudian mempelajari Islam dari kekasihnya. Setelah sang suami keluar dari penjara pada November 2012 lalu, Mamta dan Vicki resmi menikah pada 10 Mei 2013. Keduanya pun kemudian tinggal di Nairobi, Kenya. 
Kendati baru beberapa bulan lalu, Mamta telah jatuh hati pada agama baru sang suami. Setelah tinggal bersama, menurut laporan Pakistan Today, Mamta mendapat kesempatan lebih untuk mempelajari Islam dari Vicky. Dia pun kemudian bersyahadat. 
Mamta yang telah jatuh cinta pada Islam itu pun kemudian mulai meninggalkan dunia Bollywood. Wanita cantik yang telah melanglang buana di industri film sejak tahun 90-an itu pun meninggalkan karirnya. 
Ia menolak banyak tawaran film dari produser dan sutradara dengan alasan ingin taat beragama di agama barunya. Bersama sang suami, Mamta pun kemudian memilih dunia bisnis. Ia enggan lagi berjoget ria di layar televisi.

Kepincut Islam, Aktris Bollywood Ini Taubat



Minggu, 14 Juli 2013, 08:12 WIB
Komentar : 0
santabanta.com
Aktris Bollywood, Manta Kulkarani.
Aktris Bollywood, Manta Kulkarani.
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, Mamta Kulkarani, aktris cantik India ini jatuh hati pada Islam, tak lama setelah sang suami, Vicky Giswani, mendapat hidayah. Kehidupan taubat sang suami yang merupakan mantan napi narkoba tersebut membuka hati Mamta pada Islam dan meninggalkan dunia glamornya sebagai aktris.

Mamta telah menikah dengan Vicky saat suaminya itu masih di penjara. Vicky dijerat pidana 25 tahun penjara akibat menyelundupkan narkoba di Uni Emirat Arab pada 1997 silam. Namun ternyata, penjara UEA membawa Vicky pada hidayah Islam. 

Mamta yang memang telah menjalin hubungan dengan Vicky pun kemudian mempelajari Islam dari kekasihnya. Setelah sang suami keluar dari penjara pada November 2012 lalu, Mamta dan Vicki resmi menikah pada 10 Mei 2013. Keduanya pun kemudian tinggal di Nairobi, Kenya. 

Kendati baru beberapa bulan lalu, Mamta telah jatuh hati pada agama baru sang suami. Setelah tinggal bersama, menurut laporan Pakistan Today, Mamta mendapat kesempatan lebih untuk mempelajari Islam dari Vicky. 

Dia pun kemudian bersyahadat. Mamta yang telah jatuh cinta pada Islam itu pun kemudian mulai meninggalkan dunia Bollywood. Wanita cantik yang telah melanglang buana di industri film sejak tahun 90-an itu pun meninggalkan karirnya. 

Ia menolak banyak tawaran film dari produser dan sutradara dengan alasan ingin taat beragama di agama barunya. Bersama sang suami, Mamta pun kemudian memilih dunia bisnis. Ia enggan lagi berjoget ria di layar televisi.

Kepincut Islam, Aktris Bollywood Ini Taubat

Minggu, 14 Juli 2013, 08:12 WIB
Komentar : 0
santabanta.com
Aktris Bollywood, Manta Kulkarani.
Aktris Bollywood, Manta Kulkarani.
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, Mamta Kulkarani, aktris cantik India ini jatuh hati pada Islam, tak lama setelah sang suami, Vicky Giswani, mendapat hidayah. Kehidupan taubat sang suami yang merupakan mantan napi narkoba tersebut membuka hati Mamta pada Islam dan meninggalkan dunia glamornya sebagai aktris.

Mamta telah menikah dengan Vicky saat suaminya itu masih di penjara. Vicky dijerat pidana 25 tahun penjara akibat menyelundupkan narkoba di Uni Emirat Arab pada 1997 silam. Namun ternyata, penjara UEA membawa Vicky pada hidayah Islam. 

Mamta yang memang telah menjalin hubungan dengan Vicky pun kemudian mempelajari Islam dari kekasihnya. Setelah sang suami keluar dari penjara pada November 2012 lalu, Mamta dan Vicki resmi menikah pada 10 Mei 2013. Keduanya pun kemudian tinggal di Nairobi, Kenya. 

Kendati baru beberapa bulan lalu, Mamta telah jatuh hati pada agama baru sang suami. Setelah tinggal bersama, menurut laporan Pakistan Today, Mamta mendapat kesempatan lebih untuk mempelajari Islam dari Vicky. 

Dia pun kemudian bersyahadat. Mamta yang telah jatuh cinta pada Islam itu pun kemudian mulai meninggalkan dunia Bollywood. Wanita cantik yang telah melanglang buana di industri film sejak tahun 90-an itu pun meninggalkan karirnya. 

Ia menolak banyak tawaran film dari produser dan sutradara dengan alasan ingin taat beragama di agama barunya. Bersama sang suami, Mamta pun kemudian memilih dunia bisnis. Ia enggan lagi berjoget ria di layar televisi.

Bilal bin Rabah, Sang Muadzin


Nama lengkapnya Bilal bin Rabah Al-Habasyi. Ia berasal dari negeri Habasyah, sekarang Ethiopia. Ia biasa dipanggil Abu Abdillah dan digelari Muadzdzin Ar-Rasul. Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ia berpostur tinggi, kurus, warna kulitnya cokelat, pelipisnya tipis, dan rambutnya lebat.

Ibunya adalah hamba sahaya (budak) milik Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh. Bilal menjadi budak mereka hingga akhirnya ia mendengar tentang Islam. Lalu, ia menemui Rasulullah SAW dan mengikrarkan diri masuk Islam. Ia merupakan kalangan sahabat Rasulullah yang berasal dari non-Arab.
Dalam Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah karya Syekh Muhammad Sa'id Mursi, dipaparkan bahwa Umayyah bin Khalaf pernah menyiksa dan membiarkannya di jemur di tengah gurun pasir selama beberapa hari. Di perutnya, diikat sebuah batu besar dan lehernya diikat dengan tali. Lalu, orang-orang kafir menyuruh anak-anak mereka untuk menyeretnya di antara perbukitan Makkah.
Saat berada dalam siksaan itu, tiada yang diminta Bilal kepada para penyiksanya, kecuali hanya memohon kepada Allah. Berkali-kali Umayyah bin Khalaf menyiksa dan memintanya agar meninggalkan agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Namun, Bilal tetap teguh pendirian.
Ia selalu mengucapkan, "Ahad-Ahad." Ia menolak mengucapkan kata kufur (mengingkari Allah). Abu Bakar as-Sidiq lalu memerdekakannya. Umar bin Khattab berujar, "Abu Bakar adalah seorang pemimpin (sayyid) kami dan dia telah memerdekakan seorang pemimpin (sayyid) kami."

Azan pertama
Saat Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, Bilal pun turut serta bersama kaum Muslim lainnya. Ketika Masjid Nabawi selesai dibangun, Rasulullah SAW mensyariatkan azan. Rasulullah SAW kemudian menunjuk Bilal untuk mengumandangkan azan karena ia memiliki suara yang merdu. Lalu, Bilal mengumandangkan azan sebagai pertanda dilaksanakannya shalat lima waktu. Sejak saat itu, Bilal mendapat julukan sebagai Muadzdzin ar-Rasul dan ia menjadi muazin pertama dalam sejarah Islam.
Setelah sekian lama tinggal di Madinah, Bilal senantiasa menjadi pengumandang azan. Biasanya, setelah mengumandangkan azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW seraya berseru, "Hayya 'alashshalaati hayya 'alashshalaati (Mari melaksanakan shalat, mari meraih keuntungan)." Lalu, ketika Rasulullah SAW keluar dari rumah dan Bilal melihatnya, ia segera melantunkan iqamat sebagai tanda shalat berjamaah akan segera dimulai.

Ketika menaklukkan Kota Makkah (Fathu Makkah), Rasulullah SAW berjalan di depan pasukan Muslim bersama Bilal. Saat masuk Ka'bah, beliau hanya ditemani oleh tiga orang sahabat, yaitu Utsman bin Thalhah, Usamah bin Zaid, dan Bilal bin Rabah.
Tak lama kemudian, waktu shalat Zuhur pun tiba. Ribuan orang berkumpul di sekitar Rasulullah SAW, termasuk orang-orang kafir Quraisy yang baru masuk Islam saat itu. Pada saat-saat yang sangat bersejarah itu, Rasulullah SAW memanggil Bilal agar naik ke atap Ka'bah untuk mengumandangkan azan.
Tanpa menunggu perintah kedua, Bilal segera beranjak dan melaksanakan perintah tersebut dengan senang hati. Ia pun mengumandangkan azan dengan suaranya yang bersih dan jelas. Orang-orang semakin banyak berkumpul. Azan yang dikumandangkan Bilal itu merupakan azan pertama di Makkah.
Ribuan pasang mata memandang Bilal dan ribuan lidah mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya. Saat sampai pada kalimat, "Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)." Juwairiyah binti Abu Jahal bergumam, "Sungguh, Allah telah mengangkat kedudukanmu. Memang, kami tetap akan shalat, tapi demi Allah, kami tidak menyukai orang yang telah membunuh orang-orang yang kami sayangi." Maksud Juwairiyah adalah ayahnya yang tewas dalam Perang Badar.
Sejak saat itu, Bilal pun terkenal sebagai muazin Rasul. Bahkan, ia menjadi muazin tetap saat Rasul masih hidup. Tidak ada orang lain yang menggantikan Bilal. Yang lain pun tak keberatan Bilal melakukannya.
Namun, saat Rasul SAW wafat dan ketika shalat akan dikumandangkan, Bilal pun segera berdiri untuk melaksanakan kewajibannya. Saat itu, jasad Rasulullah SAW masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan.
Maka, ketika Bilal sampai pada kalimat, "Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)," tiba-tiba suaranya terhenti. Bilal menangis. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya lagi. Bilal merasakan betapa sedihnya ditinggalkan oleh manusia yang paling dicintainya. Tak hanya kaum Muslim, Allah pun mencintai Rasulullah SAW. Seperti dikomando, tangisan Bilal itu diiringi oleh kaum Muslim yang hadir. Mereka semua menangis karena ditinggal pergi sang kekasih.
Dalam Shuwar min Hayaatis Shahabah karya Dr Abdurrahman Ra'fat Basya, dipaparkan bahwa sejak kepergian Rasulullah SAW, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap sampai kepada kalimat, "Asyhadu anna muhammadan rasuulullaahi," ia langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum Muslim yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu.
Kemudian, Bilal mendatangi Abu Bakar as-Sidiq, yang menggantikan posisi Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat Islam, agar dia diperkenankan untuk tidak mengumandangkan azan lagi. Ia seakan tidak sanggup melakukannya. Permohonan itu pun dikabulkan Abu Bakar. Sejak saat itu, Bilal tak pernah lagi menjadi muazin bagi seseorang.
Pernah Bilal melakukannya ketika Khalifah Umar mengunjunginya di Damaskus. Namun, itu pun hanya sampai kalimat, "Asyhadu anna Muhammadar Rasuluullaahi." Ia lagi-lagi menangis mengingat Rasulullah SAW. Bahkan, Umar pun turut menangis. Azan yang dikumandangkan Bilal mengingatkan Umar ketika bersama-sama dengan Rasulullah SAW, orang yang paling dicintainya.
Bilal meninggal dunia di Damaskus pada 20 H. Jasadnya dimakamkan di sana. Namun, ada riwayat yang menyebutkan bahwa jasad Bilal dimakamkan di wilayah Halb.

Vitamin Larut Dalam Air


Vitamin yang larut dalam air terdiri atas : 
  1. Delapan vitamin B kompleks terdiri dari : Tiamin (Vit. B1), Riboflavin (Vit. B2), Niasin (Vit. B3), As. Pantotenat, Biotin, Vit B6 (Piridoksin), As. Folat (Vit B11), dan  Vit. B12 (Kobalamin).
  2. Vitamin C
  3. Kolin
Sumber-sumber dari Vitamin yang Larut dalam Air :
1. Vitamin B kompleks

  1. Daging
  2. Padi-padian difortifikasi
  3. Kacang-kacangan
  4. Serealia
  5. Hati
2. Vitamin C

  1. Daun Singkong
  2. Daun katuk
  3. Buah Jambu monyet
  4. Buah Jeruk
  5. Buah Nenas, Buah yang berasa asam lainnya
  6. Sawi, dsb

3. Kolin

  1. Susu
  2. Telur
  3. Hati
  4. Gandum utuh
  5. Kedelai
  6. Kacang Tanah
  7. Bayam
  8. Brokoli
  9. Kacang Polong